Tuesday, October 29, 2013

Thanks For The Memories

Hey, apa kabarmu? Kuharap kau sedang baik-baik saja. Karena jika kau sedang sakit, itu artinya waktu penantianku akan lebih lama. Tapi jika kau sedang baik-baik saja, mengapa kau tak datang menjemputku sore tadi? Padahal senja begitu setia menanti kedatangan "kita" di pantai itu.

Masih ingatkah kau  kisah kita  ketika datang menemui senja? Ah, manis sekali. Sore itu senja begitu ceria, ia bahkan menampakkan jingganya yang indah di atas tarian ombak.

Tahukah kau, kemarin aku memberanikan diri untuk datang menemui senja. Aku datang bersama seorang teman lelakiku. Tapi senja enggan menampakkan diri, ia tetap bersembunyi dibalik awan hitam yang terus menggantung diujung pandanganku. Ia tampak murung, tak sama seperti ketika aku menemuinya bersamamu di sore itu, 3 tahun yang lalu.

Aku memang bukan penanti yang baik, karena terkadang dalam penantian itu aku tergoda oleh yang lain. Dan kini, aku benar-benar tergoda. Ya, lelaki itu, aku sungguh tergoda oleh setiap perhatian yang ia berikan padaku selama 2 tahun terakhir. Pagi hari ia menyapaku dengan suara lembutnya, lalu di malam hari ia dengan setia mndengarkan celotehan tidak pentingku diujung telepon. Hal yang tak pernah lagi kau lakukan selama 3 tahun terakhir, bukan?

Maafkan aku jika kini aku benar-benar tergoda.
Ini bukan salahku, kau yang membiarkanku berlama-lama menanti, hingga akhirnya rasaku pun terkikis dan mati.


sumber

Monday, October 21, 2013

Malam itu..

15 menit berlalu, dan kita masih pada posisi yang sama. 
Kau masih enggan tuk melepas lingkaran tanganmu di tubuhku. 
Pun aku yang masih tak mau melepas aroma tubuhmu yang kurindu siang dan malam. 
Ya, tentu saja kita tak ingin melewatkan momen ini. 
Sebab aku tahu kau sedang sibuk mempersiapkan hal yang begitu penting 
Hingga kita takkan leluasa untuk saling memadu rindu.  
Maka biarlah, malam ini aku tenggelam dalam kenistaan. 

Pelukanmu malam itu terlalu erat, 
aku bahkan tak leluasa bernafas meski nafasku telah kau campuri dengan nafasmu.
Teruskanlah, hingga kau lupa bahwa seseorang diluar sana sedang menunggumu. 
Menunggu kau tuk menepati janji suci tuk melingkarkan lingkaran emas di jari manisnya.

Tubuhku kini basah, 
Basah karena hujan yang mengalir deras dari sudut matamu.
Tak perlu ada kata yang kau ucap, aku mengerti.
Kau memang anak yang terlalu patuh kepada orang tuamu,
Hingga soal perasaan pun kau tak mampu melawannya.
Kau bahkan rela terkikis, meski pilihan mereka tidak realistis.

Eratkanlah,
karena ketika tubuhku kau lepaskan, maka waktu untuk kita telah habis.
Teruskanlah,
karena esok bukan lagi tubuhku yang akan kau rengkuh.


Percayalah ketika kau telah menjadi milik wanitamu, aku akan tetap merindukan aroma tubuh yang sama.  Dan aku takkan bosan menanti  hingga sang waktu mengizinkan rindu kembali memadu. 

Tuesday, October 1, 2013

Anu.

Entah setan dari mana yang menggoda saya untuk membuat status "aneh" malam ini. Mungkin si setan bermaksud untuk membenarkan dugaanmu tentang saya sekarang atau straight agar kau sadar bahwa saya sedang marah padamu. Lalu kau juga akan marah balik pada diriku, dan terjadilah perang dunia ketiga. 
Ah tidak, sebenarnya saya tidak sedang marah. Saya tidak pernah marah padamu, saya hanya kecewa. 
Kecewa atas sikapmu beberapa hari terakhir ini. Kadang sekumpulan pertanyaan muncul dibenakku, apa saya penting buatmu atau apa saya benar-benar penting atau saya memang tidak ada penting-pentingnya untuk dirimu. 
"Mungkin hanya saya yang terlalu menganggapmu penting, sedang kau sama tidak sekali". Kalimat ini memang terlalu klasik, tapi tetap saja ini benar adanya. -_-

Ini adalah curhatan orang yang sedang terabaikan, merasa tidak dipedulikan dan CEMBURU!

Terimakasih telah menyempatkan waktunya untuk membaca postingan yang tidak jelas ini :)