Friday, September 7, 2012

Renungkan!





Kita semua suka menatap bulan dan bintang, bukan? Menyadari, hei, apa yang akan kita lihat di langit malam kalau tidak ada dua benda ini?

Kita semua juga suka menatap hujan, bukan? Menghela nafas, bertanya dalam hati, berapakah jumlah tetes air yang turun? Kalau jumlah tetes hujan yang sepele ini saja kita tidak tahu, kenapa manusia selalu saja merasa congkak.
Kita juga suka menatap lautan, bukan? Menangguk takjim, teringatt petuah lama, lihatlah lautan terbentang luas, lemparkan sekantong tinta hitam, maka dengan lapangnya lautan, tinta hitam itu tidak berasa. Berbeda sekali dengan hati kita, yang setetes kesedihan saja, sudah membuat gelap seluruh hati.

Kita semua suka menatap sungai, bukan? Menggaruk kepala, berpikir, jika kita meletakkan sebuah perahu plastik yang kokoh, berapa ribu kilometer dia akan berpetualang mengelilingi dunia? Melihat banyak hal, bertemu banyak hal? Lantas, apakah kita tidak bergerak juga untuk pergi melihat dunia?

Kita juga suka menatap pegunungan, kabut menyelimuti hutan? Sambil merapatkan jaket, berpikirlah, lihatlah, pasak-pasak bumi sedang bekerja. Tanpa pegunungan, kulit bumi hanya lempeng yg terus berputar tidak terkendali.

Kita semua suka melihat hal tersebut, bukan? Maka terimakasih Tuhan atas segala hal menakjubkan yang telah Engkau ciptakan. Termasuk menatap pagi ini. Cahaya matahari pertama membasuh bumi, gemerlap dipantulkan kaca kendaraan, gedung, atau embun di rerumputan. Wajah-wajah semangat melintas, memulai aktivitas. Terimakasih, Tuhan.

-Tere Liye-


No comments:

Post a Comment